Dari Mulut Gua Hingga Sudut Tergelap Anjani
Sabtu, 7 September 2024, Mapala GEGAMA melaksanakan kegiatan insidental latihan dasar (latsar) divisi penelusuran gua. Latsar merupakan kegiatan yang wajib diikuti bagi seluruh anggota GEGAMA. Kegiatan ini dilaksanakan di Gua Anjani yang berada di Dusun Somoroto, Tlogoguwo, Kaligesing, Purworejo, Jawa Tengah. Kegiatan ini diikuti oleh 4 orang anggota Wiramuda Diklatsar XLI, diantaranya Sintya (Sikep), Ardra (Banggai), Dipta (Bayan), dan Ainna (Punai). Selain itu, kegiatan ini juga didampingi oleh pengurus, pasca, dan anggota Wiramuda Diklatsar XLI yang lain. Pengurus, pasca, dan anggota Wiramuda XLI yang ikut serta kegiatan ini, antara lain L (Tuntut), Tsalsa (Kepek), Jariyan (Torong), Haqi (Katur), Naufal (Tulup), Rifki (Tembing), Humai (Pleci), dan Nicky (Gemak).
Gua Anjani merupakan gua horizontal yang berarti memiliki bentuk memanjang secara mendatar. Bentuk gua horizontal ini menjadi tujuan latsar insidental karena tidak memerlukan SRT sehingga memudahkan peserta untuk masuk ke dalam gua. Selain itu, di Gua Anjani ini terdapat bermacam-macam ornamen gua, seperti stalagmit, stalaktit, column, gordyn, dll. Pada dinding-dinding gua ini juga terlihat adanya fosil hewan laut, seperti kerang. Di dalam gua ini terdapat beberapa hewan yang ditemui, yaitu kelelawar, laba-laba, dan jangkrik. Selain itu, terdapat juga sungai bawah tanah yang menjadi tempat hidup hewan air, seperti ikan dan udang.
Materi utama dari kegiatan insidental latsar penelusuran gua ini adalah pemetaan gua. Berdasarkan tekniknya pemetaan gua dibagi menjadi 2, yaitu top to bottom dan bottom to top. Teknik yang digunakan para peserta adalah teknik top to bottom, artinya memetakan dari mulut gua ke dalam gua. Pemetaan ini melibatkan 4 orang peserta dengan tugas yang berbeda-beda. Pada pemetaan ini terdapat orang yang bertugas sebagai shooter, stationer, distoman, descriptor dan sketcher yang ditugaskan pada peserta secara berganti-gantian. Shooter bertugas untuk membidik stationer dan sisi kanan kiri pada dinding gua. Stationer bertugas untuk menandai stasiun dan memberikan back azimuth pada shooter. Distoman bertugas melakukan pengukuran jarak dengan menggunakan distometer. Descriptor bertugas mencatat hasil pengukuran dan sketcher bertugas untuk memvisualisasikan tampak atas, tampak samping, dan tampak depan gua.
Penelusuran Gua Anjani penuh dengan tantangan. Risiko penelusuran gua yang dapat terjadi adalah terbentur dan terpeleset sehingga diharuskan untuk mengenakan alat, seperti helm, penerangan, lifeline, dan sepatu boots. Teknik pergerakan yang dilakukan adalah dengan berjalan tegak, berjalan membungkuk, dan berjalan jongkok. Selain itu, jalur yang dilalui tidak selalu lebar dan lurus, tetapi tidak jarang ditemukan jalan yang curam, jalan yang sempit dan disamping kanannya merupakan dinding dan samping kirinya merupakan sungai dengan elevasi yang lebih rendah sehingga jalan tersebut dilewati layaknya sedang bermain “ninja warrior”. Namun, hal itu tidak menghalangi teman-teman GEGAMA untuk terus mengeksplor indahnya Gua Anjani ini.
Penulis: Elvanicky Gita Nusantara
Editor : Clara Alverina