MAPALA GEGAMA UGM Sampai Batas Kami Tak Mampu Lagi
Sampai Batas Kami Tak Mampu Lagi

Menembus Tembok Putih Puncak Sejati

Menembus Tembok Putih Puncak Sejati

Kegiatan DIKJUT 1 atau Pendidikan Lanjut 1 Divisi Hutan Gunung GEGAMA yang dilaksanakan pada hari Sabtu – Minggu, 27 – 28 April 2024 telah berhasil dilaksanakan. DIKJUT 1 Divisi Hutan Gunung dilaksanakan di Gunung Sumbing. Pendakian kali ini menggunakan jalur via Kaliangkrik yang secara administratif berlokasi di Desa Butuh, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Gunung Sumbing dengan ketinggian 3.371 mdpl menjadi puncak pertama bagi 6 Wiramuda Diklatsar XLI setelah resmi menjadi anggota MAPALA GEGAMA dan didampingi oleh 5 Anggota biasa yang aktif GEGAMA serta 1 Anggota Pasca. Kegiatan DIKJUT 1 Divisi Hutan Gunung ini dilaksanakan untuk memberikan pendidikan lanjut dan materi dasar dalam berkegiatan di Divisi Hutan Gunung kepada Anggota Wiramuda mengenai arti dari kebersamaan, kerja sama, menenangkan keegoisan, dan memiliki output pemetaan jalur pendakian Gunung Sumbing via Butuh Kaliangkrik.

Kegiatan DIKJUT 1 Divisi Hutan Gunung diikuti oleh Aufa (Kacer), Natanael (Madi), Ainna (Punai), Salwa (Sula), Allysa (Sepah), Nindy (Cegar) sebagai Wiramuda didampingi oleh Yordan (Pudhak), Haqi (Katur), Tri (Juwis), Maulydia (Mundhu), Aprilia (Jeprak) sebagai Anggota biasa yang aktif GEGAMA dan juga didampingi oleh Zakiyatul (Canang) sebagai Anggota Pasca. Materi yang diberikan sebelum keberangkatan adalah pembuatan peta kontur yang digunakan sebagai base peta pelacakan jalur selama pendakian dilaksanakan. Pelacakan jalur menggunakan bantuan dari aplikasi Avenza Map untuk melakukan plottingan pada setiap pos pendakian. Plottingan ini sebagai peta output DIKJUT 1 Divisi Hutan Gunung. Saat pendakian, dijelaskan pula bagaimana menghitung estimasi sampai pada pos tertentu menggunakan ketinggian kontur posisi saat itu dan ketinggian kontur pos yang akan dituju. Para anggota menghabiskan waktu sekitar 6 jam 15 menit dalam melakukan pendakian dari basecamp menuju pos 3 yang berupa camp area. Selama pendakian, kami memanfaatkan sumber mata air yang kami lewati untuk menambah persediaan air.

Sesampainya di camp area, kami diajarkan bagaimana memasang tenda, mulai dari merangkai frame tenda, mendirikan tenda, teknik memasang pasak, dan memasang flysheet. Tidak lupa dilanjutkan kegiatan memasak untuk mengisi energi yang telah terpakai. Saat itu, sekitar pukul 20.00 WIB, hujan sempat singgah dan membasahi tenda kami. Namun, kami telah memasang flysheet sehingga kegiatan memasak tidak begitu terganggu. Setelah sesi makan malam selesai, dilanjutkan dengan briefing untuk kegiatan besok hari sebelum akhirnya kami beristirahat dan tidur.

Dokumentasi pemandangan citylight dari Gunung Sumbing

Sekitar pukul 03.00 dini hari, kami bangun untuk makan dan persiapan summit menuju Puncak Sejati Gunung Sumbing. Sesi summit ini memakan waktu sekitar 4,5 jam pendakian. Selama jalur pendakian, banyak hal menantang yang harus peserta lewati, seperti bebatuan yang langsung mengarah ke jurang dan juga jalur terjal yang perlu menggunakan webbing. Saling menyapa dan membantu sesama pendaki lain sudah menjadi kebiasaan para pendaki. Di tengah pendakian pos 3 menuju pos 4, kami dapat menyaksikan langsung pemandangan beberapa gunung yang berdekatan, seperti Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Andong, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran.

Wiramuda Diklatsar XLI GEGAMA, Peserta DIKJUT 1 Divisi Hutan Gunung

Sayangnya, pendakian ke Puncak Sejati Gunung Sumbing kali ini tertutupi oleh tembok putih di sekeliling puncak, yang sedikit menutupi keindahan Puncak Sejati dan Kawah Gunung Sumbing. Namun, semangat Wiramuda tidak pupus begitu saja, karena di luar dari keindahan Puncak Gunung Sumbing, kami mendapatkan banyak pengetahuan dan pengalaman yang luar biasa selama pendakian. Kami diajarkan berjalan dengan kaki sendiri untuk dapat mencapai satu tujuan yang bahkan tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Salah satunya adalah menaklukkan Puncak Gunung Sumbing yang dinobatkan sebagai gunung tertinggi kedua di Jawa Tengah, sekaligus gunung tertinggi ketiga di Pulau Jawa. Setiap rasa lelah muncul, kami diingatkan dengan sepotong lirik lagu “bayangkan jika kita tidak menyerah” dari band Hindia yang memberi semangat dan harapan bagi kami untuk dapat menyelesaikan kegiatan DIKJUT 1 Divisi Hutan Gunung.

 

Penulis: Tengku Ainna Amalia alias Punai

Editor: Clara Alverina alias Rikuh