MAPALA GEGAMA UGM Sampai Batas Kami Tak Mampu Lagi
Sampai Batas Kami Tak Mampu Lagi

Menelusuri Aspek Geomorfologi dan Budaya: Observasi Lingkungan Gunung Ireng 2024

PRESS RELEASE OBSERVASI LINGKUNGAN 2024

Yogyakarta – Sebanyak 16 anggota Wiramuda XLI telah mengikuti kegiatan Observasi Lingkungan 2024 yang berlangsung di Gunung Ireng, Kabupaten Gunungkidul pada Minggu, 24 Maret 2024. Kegiatan ini berfokus pada pengamatan dan pemahaman mengenai karakteristik bentang alam vulkanik dan bentang budaya yang unik di wilayah tersebut.

Gunung Ireng terletak di Desa Pengkok, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, D. I. Yogyakarta. Dengan jarak tempuh sekitar 1 jam dari kota Yogyakarta dan berjarak kurang lebih 25 km, Gunung Ireng dipilih menjadi wilayah Obsevasi Lingkungan 2024 karena bentuklahannya yang unik. Anggota wiramuda XLI yang mengikuti kegiatan ini antara lain Alvin (Jalak), Adinda (Apung), Annisa (Rumbai), Nara (Tutu), Dipta (Bayan), Tasya (Timor), Nindya (Cegar), Allyssa (Sepah), Elvanicky (Gemak), Filda (Emprit), Humai (Pleci), Ardra (Banggai), Aufa (Kacer), Sintya (Sikep), Ainna (Punai), dan Salwa (Sula). Adapun peserta lainnya yang berfungsi sebagai pendamping adalah Majiid (Gatheng), Furqon (Celung), Baihaqi (Katur), Jariyan (Torong), Maulydia (Mundhu), Eswa (Peni), Ryana (Idhep), Soenja (Solu), Mahad (Mandau), Rifki (Tembing), Yordan (Pudhak), dan Salma (Menik).

Materi mengenai bentanglahan dan lingkungan disampaikan oleh Johan (Lawar) dan Pudy (Ligu). Dalam sesi pematerian, anggota wiramuda XLI diajak oleh pemateri untuk mengidentifikasi dan memahami bentuklahan vulkanik serta aspek-aspek budaya yang terkait dengan Gunung Ireng. Anggota Wiramuda XLI dibagi menjadi dua kelompok. Masing-masing kelompok menerima pematerian secara bergantian untuk memastikan bahwa setiap individu mendapatkan kesempatan yang sama dalam menyerap materi yang diberikan. Para peserta menelusuri dan mengidentifikasi bentang alam vulkanik Gunung Ireng. Adapun media pembelajaran yang digunakan adalah peta geologis dan citra satelit. Peta dan citra sebagai alat pendukung dalam mengidentifikasi dan memahami formasi batuan, struktur tanah, dan fitur geografis lainnya yang membentuk lanskap unik Gunung Ireng.

Pematerian tidak hanya berfokus pada aspek bentang alam, tetapi juga mengidentifikasi bentang budaya yang terjalin erat dengan alam tersebut. Hal ini mencakup bagaimana setiap aspek sosial dan budaya yang ada di wilayah Gunung Ireng hingga kearifan lokal warga setempat telah dipengaruhi oleh keberadaan dan kekuatan alam sekitar. Di setiap sesi pematerian, peserta diminta untuk menggambar sketsa bentuklahan yang dilihat. Hal ini dilakukan agar peserta belajar memahami dan menginterpretasikan aspek-aspek morfometri dan morfologi dari bentuklahan yang dilihatnya.

Kegiatan Pemberian Materi di Gunung Ireng

Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengetahuan teoritis, tetapi juga pengalaman lapangan yang berharga bagi para peserta. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap kekayaan alam dan budaya yang dimiliki Indonesia, khususnya di Kabupaten Gunungkidul. Selain itu, observasi lingkungan diharapkan dapat memotivasi generasi muda untuk terlibat aktif dalam pelestarian dan pengembangan potensi lokal.

 

Penulis: Aisyah Al Humairoh

Editor: Clara Alverina