MAPALA GEGAMA UGM Sampai Batas Kami Tak Mampu Lagi
Sampai Batas Kami Tak Mampu Lagi

Pencarian di Bukit Buju: Sebuah Simulasi SAR dan ESAR

Soppe alias Rahma, perempuan 22 tahun, dinyatakan hilang di Bukit Buju pada, Sabtu, 1 Oktober 2022 dini hari. Soppe sebagai survivor dinyatakan hilang setelah berjalan mencari jalur sendiri saat turun dari puncak menuju basecamp. Cuaca saat itu berkabut dan survivor hanya diketahui menggunakan jaket merah menyala. Lalu apa yang seharusnya dilakukan jika terjadi kejadian seperti ini? Search and Rescue (SAR), terutama Exploration Search and Rescue (ESAR) dapat dilakukan.

Search and Rescue (SAR) merupakan usaha dan kegiatan untuk mencari dan memberikan pertolongan kepada manusia atau harta benda yang hilang. Seiring berkembangnya kegiatan tracking dan insiden orang hilang marak dijumpai, ESAR semakin berkembang. ESAR merupakan salah satu ilmu SAR untuk menangani situasi darurat, tersesat, hilang, atau tertimpa musibah saat melakukan penjelajahan di alam bebas. Penekanan ESAR ditekankan pada teknik pencarian yang dilakukan oleh Search Rescue Unit (SRU) darat yang menguasai navigasi gunung.

SAR dan ESAR merupakan materi lanjut divisi Hutan Gunung GEGAMA. Materi ini dipraktikkan dan disimulasikan pada kegiatan dikjut divisi Hutan Gunung GEGAMA. Kegiatan ini dilakukan pada hari Jumat sampai Minggu, 30 September sampai 2 Oktober 2022 di Bukit Buju, Kaliangkrik, Magelang. Kegiatan ini diikuti oleh 7 anggota biasa yang aktif GEGAMA yaitu Hendika alias Gabing, Akmal alias Gandos, Haris alias Baito, Rahma alias Soppe, Soenja alias Solu, Fahri alias Posoy dan Rifki alias Tembing, serta diikuti oleh 4 anggota Wiramuda yaitu Hafin alias Ponton, Lintang alias Kano, Zakiyatu alias Canang, dan Ma’had alias Mandau.

Kegiatan dikjut divisi Hutan Gunung dilakukan dengan menyimulasikan ESAR. Simulasi yang dilakukan adalah penyimulasian susunan organisasi SAR dan metode pergerakan. Susunan organisasi SAR yang digunakan adalah Search Mission Coordinator (SMC)—Search Rescue Unit (SRU). SMC disimulasikan oleh Hendika alias Gabing dibantu oleh Akmal alias Gandos dan Haris alias Baito yang bertugas sebagai pengarah pergerakan tim SRU. Tim SRU disimulasikan oleh Fahri alias Posoy, Hafin alias Ponton, Lintang alias Kano, Zakiyatu alias Canang, yang akan melakukan pencarian. Survivor disimulasikan oleh Rahma alias Soppe bersama Soenja alias Solu, Rifki alias Tembing, dan Ma’had alias Mandau.

ESAR dilakukan dengan lima metode, yaitu preliminary (pengumpulan informasi), confinement (pemagaran), detection (pengenalan), tracking (pelacakan), dan evacuation (evakuasi). Tidak semua metode dapat dipraktikkan pada kegiatan ini. Metode ESAR yang dapat disimulasikan hanya preliminary (pengumpulan informasi) dan detection (pengenalan).

 Kegiatan awal setelah mengetahui hilangnya survivor adalah mengumpulkan informasi survivor yang dilakukan pada Sabtu pagi. Survivor diketahu bernama Rahma alias Soppe, hilang pada Sabtu, 1 Oktober 2022 dini hari saat turun dari puncak menuju basecamp, dan memakai jaket merah menyala. Titik terakhir survivor berada diketahui pada koordinat 397857 E, 9174542 N. Selajutnya dilakukan penyisiran ke titik terakhir survivor. Tim SRU dikerahkan menuju titik tersebut dan seharusnya melakukan pemagaran agr korban tidak hilang semakin jauh. Namun metode ini tidak dapat disimulasikan karena hanya ada satu tim SRU.

Ketika matahari sudah melalui kepala, tim SRU melakukan penyisiran untuk mencari apakah ada barang-barang yang ditinggalkan. Tahap ini merupakan tahap pengenalan. Tahap pengenalan terbagi menjadi tiga tipe. Tipe 1 search yaitu pemeriksaan tidak resmi, tipe 2, open grid, dan tipe 3 close grid. Pengenalan tipe 1 tidak dilakukan, karena tipe ini biasanya dilakukan oleh tim pencari yang mengenal betul lokasi sekitar. Tipe 2 dan 3-lah yang disimulasikan. Dari titik korban terakhir korban diketahui, dilakukan penyisiran secara open grid menuju arah 91º. Survivor tidak ditemukan sampai penyisiran berakhir di sungai. Penyisiran sempat terhenti karena siang itu hujan turun amat deras dan kondisi medan yang sangat curam menjadi berlumpur.

Setelah hujan reda pada sore harinya, penyirisan Kembali dilakukan. SMC memberi perintah untuk melakukan penyisiran secara close grid mengikuti kontur setelah menyebrangi sungai menuju titik kedua survivor diduga berada, yaitu menuju titik 397570 E, 9174622 N. penyisiran menuju titik ini menaiki bukit hingga hamper ke puncaknya. Setelah dilakukan penyisiran, survivor masih belum ditemukan. Karena hari mulai sore, tim SRU berhenti untuk medirikan kemah dan beristirahat. Simulasi akan dilanjutkan keesokan harinya.

Setelah matahari mulai naik setinggi kepala, penyisiran kembali dilakukan. SMC memberi arahan kepada tim SRU agar menyisir ke arah 49º secara open grid sejauh 400 m. Tim SRU menyisir sesuai arahan dan setelah berjalan sejauh 400 m ditemukan lahan pertanian. Diduga survivor tidak berada di sekitar daerah tersebut, karena jika berada di sana asumsinya, survivor akan dapat melanjutkan perjalanan ke permukiman.

Karena keberadaan survivor belum kunjung diketahui, SMC memberi arahan untuk kembali ke titik kemah lalu menyisir ke arah 291º secara open grid hingga mencapai sungai. Medan yang dilalui cukup sulit, menurun dan vegetasi rapat, kemudian di ujung penyisiran menemukan pertanian.  Karena survivor masih belum ditemukan dan hari telah siang, pencarian dihentikan. Tim SRU dan korban bertemu di titik koban berada yaitu di titik 397430 E, 9174685 N kemudian bersama-sama kembali ke basecamp.

Simulasi ESAR dalam kegiatan dikjut divisi Hutan Gunung GEGAMA ini tidak dapat menyimulasikan seluruh metode ESAR dan survivor tidak dapat ditemukan. Namun, pengetahuan medan, navigasi, dan komunikasi dapat dipraktikkan dengan baik. Dalam pencarian, tim SRU juga harus memperhatikan keselamatan diri dan menguasai ketrampilan P3K serta kegawatdaruratan, sehingga pencari maupun survivor dapat selamat.

Penulis : Zakiyatul Miskiyah