MAPALA GEGAMA UGM Sampai Batas Kami Tak Mampu Lagi
Sampai Batas Kami Tak Mampu Lagi

Gua Cerme: Menaklukkan Tebing dan Mengukir Semangat Tangguh

Gua Cerme: Menaklukkan Tebing dan Mengukir Semangat Tangguh

 

Sabtu-Minggu, 10-11 Mei 2025, telah berlangsung kegiatan Pendidikan Lanjut (DIKJUT) I Divisi Panjat Tebing GEGAMA. Kegiatan DIKJUT I Divisi Panjat Tebing berlokasi di Tebing Gua Cerme, Jl. Srunggo, Srunggo, Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi DIY. Kegiatan ini diikuti oleh 14 anggota Wiramuda yang terdiri dari Fariel (Bone), Helen (Kawa), Nadia (Jelai), Jeihan (Opak), Putri (Musi), Alvin (Jalak), Nara (Tutu), Faiza (Orru), Filda (Emprit), Nabila (Serai), Dion (Tallo), Danar (Arau), Sasa (Rumbai), dan Joyfal (Karuk) dan 3 Anggota Biasa yang Aktif GEGAMA yang terdiri dari Mahad (Mandau), Ola (Apung), dan Ainna (Punai). Sebelum hari H pelaksanaan DIKJUT I, para anggota juga mengikuti latihan leading dan cleaning di Wall MAPALA UNISI pada tanggal 26-27 April 2025.

Terdapat beberapa materi yang telah disampaikan pada rangkaian DIKJUT I ini, mencakup leading-cleaning dan pemetaan tebing. Pada hari pertama, berlangsung kegiatan leading-cleaning yang dilakukan oleh lima orang Wiramuda Diklatsar XLII GEGAMA Divisi Panjat Tebing. Leading adalah teknik panjat di mana pemanjat bertugas sebagai leader untuk memasang runner sebagai pengaman di setiap anchor yang ada pada jalur pemanjatan dan dilanjutkan dengan snapping atau pemasangan tali pada runner tersebut. Adapun cleaning adalah proses membersihkan jalur pemanjatan dengan mengambil kembali alat pengaman yang telah terpasang sebelumnya, yaitu runner dan tali dinamis. 

Memahami cara melakukan teknik panjat tebing yang benar sangat penting untuk menjaga keamanan selama pemanjatan. Pengetahuan ini dapat membantu mengurangi berbagai risiko yang mungkin terjadi di lapangan. Selain itu, penggunaan peralatan yang tepat juga berperan besar dalam mendukung keselamatan. Dalam praktiknya, pemanjat sering menghadapi berbagai tantangan, seperti jalur yang sulit dilalui atau kondisi tebing yang tidak terduga. Tak jarang juga mereka menjumpai hewan liar di sepanjang jalur, seperti ular, laba-laba, semut, hingga monyet yang berada di sekitar area tebing. Selama proses pemanjatan, pemanjat juga berisiko mengalami luka seperti goresan, lecet, atau memar akibat gesekan dengan permukaan batu.

Teknik Leading-Cleaning

Pada hari kedua, materi yang dipraktikkan adalah pemetaan tebing. Pemetaan tebing merupakan kegiatan memetakan jenis pegangan dan pengaman yang ada pada jalur tebing pemanjatan, selain itu juga dilengkapi informasi lainnya seperti tinggi jalur, jarak antar runner beserta catatan waktunya, serta sketsa muka tebing. Pemanjat (leader) memiliki tugas yaitu mendeskripsikan pegangan (grip) apa saja yang terdapat pada jalur tebing. Jenis-jenis grip yang terdapat pada tebing antara lain pinch, pocket, side pull, crimp, dan sebagainya. 

Setiap jenis pegangan yang dipegang oleh pemanjat (leader) akan dicatat oleh penggambar (sketcher) yang berada dibawah. Sketcher berperan untuk menggambar dan mensketsa muka atau morfologi jalur tebing yang digunakan serta menggambarkan setiap jalur yang dideskripsikan oleh pemanjat. Hasil deskripsi oleh leader dapat digambarkan pada sketsa menggunakan simbol-simbol yang mewakili setiap jenis pegangan atau grip. Pemetaan dilakukan dengan melakukan pengukuran. Pada pengukuran tersebut, jarak pada tiap pengaman dapat ditentukan melalui pemberian tanda pada tali menggunakan lakban dari ujung tali yang ada di figure of 8 pada belayer oleh meterman. Hal tersebut dilakukan hingga pemanjat (leader) mencapai anchor terakhir. Setelah itu, dilakukan pengukuran menggunakan meteran antara setiap tanda tersebut. Dari rangkaian pengukuran dan pencatatan tadi, kemudian dilakukan olah data untuk menghasilkan Peta Jalur Pemanjatan Tebing Goa Cerme.

Pemetaan yang dilaksanakan di tebing Goa Cerme dilakukan untuk memahami kondisi tebing yang akan dipanjat, termasuk struktur permukaan batu, tingkat kemiringan, titik-titik anchor, serta potensi risiko yang mungkin dihadapi oleh pemanjat. Dengan adanya pemetaan, dapat mengetahui informasi yang diperlukan untuk pemanjatan selanjutnya. Sehingga informasi tingkat kesulitan jalur, jenis pegangan, dan langkah-langkah pemanjatan yang akan dilakukan yang diketahui dapat mempermudah bagaimana cara pegangan dan langkah yang benar.

Goa Cerme sendiri merupakan tempat wisata yang menunjukan keindahan goa dan akan disuguhi oleh sungai bawah tanah. Adanya stalaktit dan stalagmit menciptakan pemandangan yang memukau dan menambah kesan petualangan yang tak terlupakan. Akan tetapi, Goa Cerme juga menawarkan aktivitas luar ruangan yaitu panjat tebing. Tingkat kesulitan yang dimiliki setiap tebing juga bervariasi, sehingga cocok digunakan untuk latihan maupun uji adrenalin. 

Dalam pemanjatan, bukan selalu tentang seberapa tinggi tebing yang berhasil kau taklukkan, tetapi juga tentang seberapa besar keberanian yang mampu kau kumpulkan di setiap langkahnya

 

Penulis : Salsabila Putri Rahmadhani & Nadia Ingridia Sutono

Editor : Tasya Cahya Ananda