MAPALA GEGAMA UGM Sampai Batas Kami Tak Mampu Lagi
Sampai Batas Kami Tak Mampu Lagi

Meresapi Sunyi, Menyusuri Lorong Tanpa Cahaya : Kisah di Balik Gelapnya Gua Thotho dan Gua Pengilen

Meresapi Sunyi, Menyusuri Lorong Tanpa Cahaya : Kisah di Balik Gelapnya Gua Thotho dan Gua Pengilen

 

Yogyakarta – Mengawali bulan Februari, GEGAMA melaksanakan kegiatan Latihan Dasar Penelusuran Gua tepatnya pada tanggal 6-8 Februari 2025. Kegiatan ini wajib diikuti oleh seluruh anggota Wiramuda GEGAMA, karena merupakan salah satu syarat untuk menjadi anggota aktif GEGAMA. Peserta kegiatan sebanyak 16 orang Wiramuda XLII GEGAMA yaitu Bayu (Poso), Yoel (Pawan), Ikhsan (Mapi), Ami (Anai), Aurell (Wampu), Dion (Tallo), Putri (Musi), Naufal (Kampar), Jeihan (Opak), Leyna (Rokan), Fariel (Bone), Ino (Sampit), Helen (Kawa), Fadhil (Digul), Melati (Kandis) dan 2 orang Wiramuda XLI GEGAMA yaitu Aurora (Apung), Alvin (Jalak). Sedangkan pengurus dan pasca yang mendampingi peserta yaitu Humai (Pleci), Sintya (Sikep), Nicky (Gemak), Dipta (Bayan), Caca (Timor), Sasa (Rumbai), Allyssa (Sepah), Jariyan (Torong), Tsalsa (Kepek), Haqi (Katur), Tri (Juwis), Rifki (Tembing) dan Adi (Gamang). Anggota wiramuda dibagi menjadi 2 kloter dengan masing-masing kloter dibagi kedalam 2 tim.  

Kegiatan Latihan Dasar Penelusuran Gua dilaksanakan di dua gua horizontal yaitu Gua Thotho dan Gua Pengilen. Kedua gua tersebut terletak berdampingan yang berlokasi di Desa Wediutah, Kelurahan Ngeposari, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi D.I. Yogyakarta, Indonesia. Goa Thotho memiliki keunikan berupa sungai bawah tanah yang mengalir di dalamnya. Karakteristik lorong Gua Thotho yang sempit dengan formasi stalaktit dan stalagmit yang masih alami, menciptakan panorama eksotis di kedalaman bumi. Selain keindahan geologisnya, Goa Thotho juga memiliki tantangan medan yang beragam, mulai dari lorong horizontal sempit hingga genangan air di beberapa bagian, menjadikannya lokasi ideal untuk kegiatan penelusuran gua oleh para pecinta alam. Dalam kegiatan penelusuran gua, para peserta Latihan Dasar akan mempelajari keunikan morfologi gua dan mengeksplorasi ekosistem gua yang kelestarinya masih terjaga.

Eksplorasi sungai bawah tanah Gua Thotho

Tidak hanya di Gua Thotho, eksplorasi dilanjutkan ke Gua Pengilen yang terletak tidak jauh dari Gua Thotho. Goa Pengilen menyuguhkan keindahan formasi batuan yang menakjubkan dengan beragam ornamen gua, seperti stalaktit, stalagmit, straw, draperies, gourdam, dan pilar. Dengan lorong yang cukup luas dan struktur ornamen yang tidak terlalu rumit, Gua Pengilen menjadi lokasi ideal untuk latihan pemetaan gua untuk mengasah keterampilan speleologi. Para anggota Latihan Dasar juga mempraktikkan teknik penelusuran gua horizontal berupa chimneying untuk mencapai zona gelap abadi di lorong gelap bawah tanah melalui celah vertikal yang sempit. 

Penerapan teknik penelusuran gua horizontal “chimneying” di Gua Pengilen

Pada sesi pemetaan gua, peserta mempelajari peran penting dalam tim, seperti shooter (pembidik), stationer (penanda titik bidik), meterman (pengukur jarak), descriptor (pencatat data), dan sketcher (pembuat sketsa gua). Teknik pemetaan yang digunakan adalah metode forward, disesuaikan dengan karakter mulut gua yang sempit sehingga posisi shooter dan stationer tetap. Untuk mendukung akurasi pemetaan, digunakan berbagai peralatan seperti klinometer, kompas bidik, meteran, alat tulis, dan kertas kalkir. Materi penelusuran gua yang dipelajari meliputi teknik penelusuran gua horizontal, biospeleologi dan ornamen gua, geomorfologi karst dan fakta menarik mengenai gua. 

Latihan Pemetaan Gua Pengilen

Melalui Latihan Dasar Penelusuran Gua ini, para anggota Wiramuda GEGAMA tidak hanya mengasah kemampuan teknis dalam menjelajahi lorong-lorong gelap di dalam gua, tetapi juga menumbuhkan rasa menghargai dan kepedulian terhadap kelestarian ekosistem gua yang rapuh. Menelusuri lorong-lorong gua adalah perjalanan menembus batas diri. Setiap tetes keringat, setiap langkah di lorong sempit, dan setiap garis sketsa di peta gua menjadi bukti dedikasi untuk memahami alam lebih dalam. Kegiatan ini bukan sekadar latihan, melainkan perjalanan penuh makna yang mengajarkan pentingnya kerja sama, ketangguhan, dan rasa ingin tahu tanpa batas. Semoga semangat petualangan dan cinta terhadap alam ini terus tumbuh, menjadi pijar yang menerangi setiap langkah para anggota GEGAMA di masa depan. 

Alam tidak sekadar tempat berpetualang, tetapi guru yang bijak, mengajarkan arti kesederhanaan dan ketangguhan. Sejauh kaki melangkah, sejauh itu pula jiwa ditempa untuk lebih kuat. Jangan ragu untuk menghadapi ketidakpastian, karena justru di sanalah tersembunyi pelajaran paling berharga.

Dalam heningnya pelukan abadi zona gelap gua, kamu akan menemukan suara paling jujur—suara dari dalam dirimu sendiri.

 

Penulis : Tasya Cahya Ananda

Editor : Tasya Cahya Ananda