MAPALA GEGAMA UGM Sampai Batas Kami Tak Mampu Lagi
Sampai Batas Kami Tak Mampu Lagi

Buatlah Jalanmu Sendiri! Naik-Turun Gua Sibodak di Pegunungan Menoreh

Buatlah Jalanmu Sendiri! Naik-Turun Gua Sibodak di Pegunungan Menoreh

Kegiatan Rigging

Menelusuri suatu gua vertikal membutuhkan kemampuan membuat jalur untuk turun dan naik. Salah satu cara untuk membuat jalur tersebut adalah dengan single rope technique ataudisingkat SRT. Lima orang anggota Wiramuda Diklatsar XLI GEGAMA Divisi Penelusuran Gua, yakni Andhika (Lawe), Humai (Pleci), Elvanicky (Gemak), Sintya (Sikep), dan Nawasdipta (Bayan) memberanikan diri  untuk memasuki Gua Sibodak dengan teknik SRT. Lima peserta tersebut memasuki Gua Sibodak dalam rangka mengikuti Pendidikan Lanjut (DIKJUT) 2 Divisi Penelusuran Gua GEGAMA. Kegiatan DIKJUT dilaksanakan selama kurang lebih tiga hari, dimulai dari tanggal 9 Juni hingga 11 Juni 2024. Kegiatan tidak hanya dilakukan lima orang di atas, tetapi ditemani oleh banyak teman-teman anggota GEGAMA dan Pengurus Divisi Penelusuran Gua GEGAMA. Pengurus tersebut bertugas mengajarkan dan mengawasi selama kegiatan berlangsung, yang terdiri atas Jariyan (Torong), Larasati (Tuntut), Tsalsa (Kepek), dan Naufal (Tulup), sedangkan teman-teman GEGAMA yang menemani terdiri dari Tasya (Timor), Ardra (Banggai), Annisa (Rumbai), Allyssa (Sepah), Tri Nuryati (Juwis), Savrida (Rampe), Baihaqi (Katur), Furqon (Celung), Ryana (Idhep), Salma (Menik), dan Ma’had (Mandau).

Gua Sibodak  adalah salah satu gua vertikal yang berada di Pegunungan Menoreh, tepatnya di Dusun Katerban, Kelurahan Donorejo, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Gua ini sangat unik karena berada di bagian atas Pegunungan Menoreh yang  merupakan pegunungan purba dan menjadi pegunungan denudasional. Oleh karena itu, pegunungan ini memiliki daya tarik yang unik, baik dari pemandangan indah dari atas pegunungan maupun keindahan ornamen endokarst dari gua itu sendiri. Keindahan tersebut membuat kami sangat menikmati kegiatan DIKJUT selama tiga hari, meskipun kesulitan mengakses internet di basecamp. Hawa sejuk udara yang segar, pepohonan yang rindang nan asri, dan kebersamaan di dalam GEGAMA menjadi kesenangan dari DIKJUT 2 Divisi Penelusuran Gua GEGAMA yang kami jalani.

Dokumentasi Peserta

Materi dari DIKJUT ini adalah teknik Rigging dan Cleaning. Lima anggota Wiramuda Diklatsar XLI GEGAMA Divisi Penelusuran Gua yang melaksanakan DIKJUT terbagi menjadi lima kloter, dengan setiap kloter berisikan dua orang. Satu orang menjadi riggingman dan seorang lainnya menjadi secondman. Rigging digunakan untuk membuat jalur dengan teknik SRT dan Cleaning dilakukan untuk membersihkan jalur ketika sudah tidak digunakan lagi. Kedu teknik tersebut dilakukan oleh riggingman, sedangkan secondman akan turun setelah jalur terbuat untuk mengecek dan membenarkan kesalahan dalam jalur serta naik sebelum jalur dilakukan cleaning.

Dokumentasi Peserta

Riggjng dan Cleaning dilakukan dengan menggunakan SRT set ditambah Rigging set. Rigging set menyesuaikan kebutuhan dari suatu gua. Adapun SRT set terdiri atas tiga belas alat wajib dan beberapa tambahan sesuai standard operating procedure (SOP) GEGAMA. Alat-alat tersebut adalah seat harnest, cowstail, carabiner MR delta, carabiner nonscrew, croll, capstan (descender), carabiner oval screw, jummar, carabiner delta screw, foot loop, dan chest harnest dengan tambahan helm, sepatu boot, headlamp, serta tali sepanjang 50 meter dan tackle bag. Kemudian, Rigging set yang diperlukan untuk membuat jalur di Gua Sibodak terdiri atas carabiner alpha screw, webbing, dan sebuah carabiner nonscrew serta membawa tackle bag di saat melakukan cleaning dan beberapa karpet bersama padding untuk melindungi tali di bagian tali yang friksi.

“Kesulitan pasti selalu mengiringi perjalanan menuju kesuksesan. Keselamatan yang bertumpu pada kemampuan diri sendiri dalam mengolah seutas tali, benar-benar sesuatu yang belum pernah kami alami. Melawan segala rasa takut, dengan penuh kehati-hatian kami lewati kesulitan hingga datang kesuksesan.”

 

Penulis : Nawasdipta Nashrulalif Wicaksono

Editor : Clara Alverina