Hari Sabtu-Minggu, 13-14 November 2021, Divisi Panjat Tebing GEGAMA melakukan kegiatan pemantapan operasional (MATRAS) yang berlokasi di Tebing Gua Gamping, Karanganyar, Jawa Tengah. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan pendidikan Anggota Wiramuda DIKLATSAR XXXVIII dan merupakan lanjutan dari kegiatan pendidikan dan pelatihan dasar (DIKLATSAR). Sesuai dengan namanya, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan operasional dan manajerial dalam berkegiatan. Kemampuan operasional dalam berkegiatan diperoleh dengan memahami, mempelajari, dan mempraktikkan teknik cara melakukan pemanjatan di tebing, sedangkan kegiatan manajerial diperoleh dengan memahami persiapan yang dilakukan dari sebelum, saat, dan sesudah berkegiatan.
Kegiatan MATRAS Divisi Panjat Tebing ini diikuti oleh 11 anggota wiramuda yakni Annis (Asak), Azizah (Randai), Fahri (Posoy), Igoh (Dampu), Majiid (Gatheng), Pudyastowo (Ligu), Rifki (Tembing), Rizki (Dakon), Wafiq (Sepa), dan Zakiyatul (Canang), Heldi (Doti); 7 anggota aktif yakni Arfi (Pakur), Gita (Lepa), Haris (Baito), Sistha (Kole), Soenja (Solu), dan Tuhu (Jukung), Ali (Docang), Alya (Dendeng), Nurul (Mandai), dan Silpia (Guci). Kegiatan MATRAS ini terdiri dari dua sub-kegiatan, yakni materi lingkungan dan materi teknik pemanjatan. Materi lingkungan dilakukan dengan mengamati dan mengidentifikasi karakteristik bentang alami dan bentang budaya di Desa Karanglo, Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah. Sementara itu, materi teknik pemanjatan dilakukan di Tebing Gua Gamping. Materi yang dipelajari dalam teknik pemanjatan meliputi, leading, snapping, dan cleaning. Leading merupakan teknik jalur pemanjatan dimana pemanjat pertama memasang peralatan pengaman dan diamankan oleh seorang pengaman (belayer) di bawah tebing. Snapping merupakan teknik pemasangan tali untuk naik ke runner yang telah dipasang pada anchor. Cleaning merupakan teknik pembersihan jalur pemanjatan dan pengembalian alat panjat. Selain materi di atas, terdapat pula pengenalan alat dan tata cara menggunakan alat yang digunakan saat melakukan pemanjatan tebing. Alat pemanjatan tebing tersebut terbagi menjadi dua jenis, yakni alat artificial (buatan) dan alat sport. Alat artificial meliputi runner, figure of 8, sky hook, chock (hexa dan stopper), sedangkan alat sport meliputi helm, sepatu panjat, chalk bag, prusik, sling, heroloop, dan lain-lain. Kedua jenis alat tersebut digunakan pemanjat untuk melakukan pemanjatan serta sebagai pengaman bagi pemanjat.
Kegiatan MATRAS Panjat Tebing sempat mengalami kendala karena adanya hujan. Hujan yang mengguyur sekitar tebing membuat tebing menjadi berair dan licin. Namun, hal tersebut tidak memudarkan semangat anggota wiramuda. Anggota wiramuda terlihat sangat antusias dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan ini dengan kondisi cuaca yang kurang mendukung. Dengan mengikuti kegiatan ini, anggota wiramuda diharapkan mampu meningkatkan pemahaman terkait materi yang sudah didapatkan sebelumnya sekaligus mempraktikkan teknik panjat tebing secara langsung di lapangan.
Penulis : Azizah Setianingrum (Randai) dan Annisa Arni Dewi (Asak)