Dalam rangka kegiatan operasional Divisi Panjat Tebing, diadakannya pendidikan mengenai vertical rescue. Vertical rescue merupakan teknik khusus dalam operasi SAR, yaitu teknik memindahkan (evakuasi) korban atau obyek pada medan terjal dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah atau sebaliknya. Vertical rescue biasanya dilakukan apabila korban dengan penyelamat terdapat jarak vertical yang jauh dan hanya dapat dijangkau dengan peralatan penunjang berupa katrol yang dibuat khusus untuk penyelamatan.
Alat-alat yang digunakan untuk melakukan vertical rescue hampir sama dengan saat melakukan kegiatan pemanjatan biasa namun diperlukan alat yang bisa digunakan untuk mengunci tali agar tidak bergerak saat sedang tidak ditarik sehingga korban tidak Kembali ke posisi awal saat tali sudah tidak ditarik, alat tersebut biasanya digunakan untuk melakukan single rope techniques yaitu jumar. Saat penyelamatan, penyelamat juga bertindak seperti saat pemanjatan yaitu berperan menjadi leader dan belayer. Leader akan naik untuk menyelamatkan korban sedangkan belayer membackup leader yang naik menggunakan tali, lalu saat leader sudah memasang pengaman diatas, belayer membuat instalasi pengaman dibawah.
Simulasi vertical rescue ini dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2021 di Sekre Mapagama yang seharusnya dilakukan di Stadion Pancasila namun karena ada kendala kemudian tempat untuk simulasi dialihkan di Sekre Mapagama. Kebetulan juga pemateri dari simulasi rescue juga dari mapagama yaitu Faiq Fadlurrohman dan Erdyan Nuringtyas. Anggota Gegama yang mengikuti simulasi vertical rescue ada 9 orang yaitu Mandai, Timphan, Docang, Lempok, Pakur, Jukung, Kole, dan Tembon. Pelaksanaan simulasi dilakukan dengan bergantian peran menjadi leader, belayer, dan korban. Namun sebelum melakukan simulasi dilakukan latihan pembuatan instalasi rescue terlebih dahulu yaitu dengan membuat katrol yang terdiri atas pulley, jumar, carabiner oval screw, dan tali.
Teknik yang digunakan dalam vertical rescue ada tiga macam yaitu hauling, lowering, dan suspension. Hauling dilakukan apabila korban berada dibawah penyelamat, yaitu korban dinaiikan ke tempat yang lebih tinggi. Proses pemindahan ini dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi berat objek saat dilakukan penarikan ke atas. Lowering merupakan kebalikan dari teknik hauling yaitu menurunkan korban ke tempat yang lebih rendah dikarenakan korban berada diatas penyelamat. Lalu yang terakhir ada suspension yang merupakan teknik pemindahan objek dengan cara diseberangkan baik ke tempat yang lebih tinggi, sejajar, maupun lebih rendah dari posisi objek berada. Teknik ini merupakan alternatif terakhir, karena teknik ini akan memakan waktu cukup lama.
Penulis : Zahra Aulia Yasmine