Hari Minggu, 7 Maret 2021, Divisi Arung Jeram GEGAMA melakukan kegiatan survei untuk Pendidikan Lanjut (DIKJUT) dengan lokasi yang sama dengan kegiatan Pemantapan Materi Dasar (MATRAS), yaitu di Sungai Elo, Magelang, Jawa Tengah. Kegiatan survei DIKJUT ini dilakukan untuk mengestimasikan waktu-waktu kegiatan dan tempat untuk pelaksanaan kegiatan DIKJUT yang akan dilakukan pada minggu selanjutnya. Estimasi waktu dilakukan saat melakukan kegiatan-kegiatan seperti pemanasan, portagging (mengangkat perahu ke lokasi pengarungan), waktu pengarungan, istirahat, dan lain-lain. Tempat-tempat yang akan ditentukan adalah tempat untuk materi pada kegiatan DIKJUT, yaitu tempat untuk renang jeram, lokasi rescue Z-Drag, dan lokasi untuk pemetaan jeram (mapping).
Kegiatan survei DIKJUT ini diikuti oleh 10 anggota GEGAMA yang terdiri dari; 4 anggota wiramuda, yaitu Nuno (Jukung), Gita (Lepa), Haris (Baito), dan Rahma (Sope) serta diikuti oleh 6 anggota yang aktif, yaitu Lis Sulastri (Deyah), Fitri (Kemak), Qodri (Sengon), Lusi (Lore), Diki (Lempok), dan Johan (Lawar). Kegiatan ini berlangsung dari hari Minggu pagi hingga Minggu malam dengan melakukan pengarungan sebanyak 2 kali, yaitu di pagi hari dan siang hari dengan diselingi oleh istirahat sholat dan makan. Debit sungai pada pengarungan pertama belum terlalu deras dibandingkan dengan pengarungan kedua karena pada siang hari daerah di sekitar Sungai Elo diguyur oleh hujan yang cukup lebat sehingga menyebabkan debit sungai menjadi lebih besar, namun hal tersebut justru membuat kegiatan pengarungan menjadi lebih seru dan asyik karena jeram yang ada menjadi lebih menantang.
Hari Minggu selanjutnya, tanggal 14 Maret 2021, Divisi Arung Jeram GEGAMA kembali melakukan kegiatan lanjutan dari kegiatan survei DIKJUT, yaitu kegiatan DIKJUT. Durasi kegiatan ini sama dengan kegiatan survei DIKJUT, yaitu dari hari Minggu pagi hingga Minggu malam dengan melakukan 2 kali pengarungan termasuk pemberian materi rescue Z-Drag, materi pemetaan jeram (mapping), dan pemantapan kemampuan skippering. Kegiatan ini diikuti oleh 10 anggota GEGAMA yang terdiri dari 3 anggota wiramuda, yaitu Soenja (Solu), Rahma (Sope, dan Haris (Baito) serta 7 anggota aktif, yaitu Diki (Lempok), Lis Sulastri (Deyah), Astry (Sindur), Qodri (Sengon), Fawa (Rawas), Djody (Mandar), dan Johan (Lawar).
Materi rescue Z-Drag dilakukan pada pengarungan pertama dengan lokasi di jeram flat setelah jembatan pertama. Materi rescue Z-Drag merupakan materi penyelamatan terhadap perahu yang suatu waktu menyangkut pada bebatuan atau hal lain di jeram dan tidak bisa bergerak sehingga membutuhkan bantuan secara eksternal. Alat-alat yang digunakan saat rescue Z-Drag adalah webbing, pulley, throwing bag, perusik, carabiner oval screw, carabiner delta screw, carabiner delta non-screw, croll, dan jummar. Terdapat korban dan penyelamat saat materi ini diberikan, tim korban merupakan orang yang berada di perahu yang tersangkut dan tidak bisa bergerak sedangkan tim penyelamat merupakan orang yang berada di daratan untuk membantu menggerakkan perahu yang tersangkut. Terdapat 2 bagian pada saat melakukan rescue Z-Drag, yaitu bagian rem dan bagian penarik perahu. Rem digunakan untuk memberhentikan perahu yang berpotensi untuk terbawa oleh arus dengan melemparkan throwing bag ke perahu lalu tali tersebut dipasang pada anchor yang terdiri dari alat-alat seperti webbing, carabiner deltra screw, pulley, perusik, dan croll. Setelah itu penyelamat membuat tali penarik perahu dengan menggunakan pulley, carabiner oval screw, pulley, dan jummar. Setelah rem dan tali penarik telah dibuat, maka tim penyelamat akan menarik perahu dengan menggunakan tali penarik lalu nantinya perahu akan bergerak dan melewati sela-sela batuan sehingga perahu dapat kembali dapat melakukan pergerakan di jeram.
Materi pemetaan jeram (mapping) dilakukan pada pengarungan kedua dengan lokasi yaitu rest area atau tempat peristirahatan di tengah-tengah kegiatan pengarungan. Para anggota wiramuda diminta untuk melakukan pemetaan jeram sebelum rest area dengan menentukan arah utara terlebih dahulu. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan pada pemetaan jeram, diantaranya adalah arah jeram, hal-hal yang ada pada jeram (pillow dan stopper), bentuk jeram, penulisan judul peta jeram yang meliputi lokasi pemetaan jeram, nama pembuat, instansi pembuat peta, muka tepi peta, dan legenda peta. Pemetaan jeram tersebut dibuat pada kertas kalkir dengan menggunakan drawing pen ataupun OHP. Hal tersebut dilakukan supaya pemetaan jeram tetap dapat dilakukan meskipun kondisi sedang hujan atau tidak mendukung. Materi pemantapan kemampuan skippering dilakukan pada pengarungan pertama dan kedua dengan sasaran anggota wiramuda di Divisi Arung Jeram GEGAMA, yaitu Haris (Baito) dan Rahma (Sope). Pemantapan kemampuan skippering bertujuan untuk membuat skipper menjadi lebih terbiasa dalam mengarahkan perahu, baik dalam melakukan gerakan J-stroke, C, Blok, ataupun gerakan senyamannya dan juga meningkatkan kemampuan scouting, yaitu observasi dan pemantauan sebelum memasuki jeram tertentu. Pengarungan pertama dan kedua berjalan dengan lancar meskipun debit aliran sungai sedang naik yang dimana menyebabkan pengarungan menjadi lebih cepat dibandingkan dengan pengarungan biasanya.
Penulis : Ahmad Harisul Haq