Yogyakarta merupakan daerah yang berada di bagian selatan dari wilayah Indonesia. Daerah ini umumnya memiliki suhu udara normal pada kisaran 27-29⁰ C. Namun, pada Kamis 26/7/2018 Yogyakarta mengalami suhu yang dirasa sangat dingin. Suhu udara di sebagian wilayah Yogyakarta pada saat itu mencapai 18⁰ C pada pukul 05.00 WIB. Perbedaan suhu yang sangat fluktuatif tersebut dibanding suhu normal tentu bukan tanpa alasan. Penyebab dari turunnya suhu di Yogyakarta juga terjadi pada daerah lain di bagian selatan Indonesia apabila dilihat letak geografisnya.
Keberadaan daerah Yogyakarta yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia dan berseberangan dengan Benua Australia turut memberi andil rendahnya suhu di wilayah Yogyakarta. Benua Australia sedang mengalami puncak musim dingin pada bulan Agustus. Hal ini menyebabkan angin yang terbawa dari Australia menuju Indonesia bagian selatan bersifat dingin dan kering
Menurut BMKG, Yogyakarta sedang terkena dampak angin muson timur yang bersifat kering dan berasal dari Australia dimana benua tersebut sedang mengalami musim dingin. Angin muson timur dari Australia yang kering memiliki potensi rendahuntuk menyebabkan hujan di Yogyakarta yang secara geografis berada di tengah wilayah kepulauan Indonesia, apabila ditelusuri dari ujung timur nusantara. Selain itu, kejadian ini juga didukung oleh situasi dimana sebagian wilayah Yogyakarta pada saat itu sedang mengalami puncak musim kemarau pada bulan Juli hingga Agustus.
Lalu mengapa keadaan puncak musim kemarau ini memiliki keterkaitan dengan rendahnya suhu di Yogyakarta? Apabila dipikir secara gamblang, logika kita mungkin kurang cermat ketika memutuskan untuk berendapat bahwa musim kemarau itu bersuhu tinggi pada malam hari. Justru, ketika musim kemarau kelembaban udara sangat rendah sehingga uap-uap air sangat terbatas dalam menyimpan panas dari radiasi panas bumi. Akibatnya ketika malam datang, radiasi panas bumi yang ada langsung keluar menuju atmosfer dan menjadikan udara terasa sangat dingin.
Oleh karena itu sebisa mungkin masyarakat untuk dapat menjaga kesehatan. Perubahan suhu antara siang dan malam yang cukup ekstrim ini banyak menyebabkan gangguan kesehatan seperti flu/pilek dan sakit kepala. Selain itu sangat disarankan untuk lebih memperbanyak minum air putih agar tidak mengalami dehidrasi oleh udara yang kering. (/Yuli)